Selasa, 14 Februari 2012

Ma'rifatullah Perspektif Sunan Kudus Azmatkhan

Oleh: Asy-Syaikh Al-Qadhi As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan (Mursyid Tarekat Walisongo)

Ma'rifatullah (Mengenal Allah) menurut Sunan Kudus seharusnya diajarkan pertama kali, sebelum kita belajar cabang ilmu agama yang lain.Mengapa demikian? Karena Mengenal Allah adalah modal utama dan pertama yang harus dikenal oleh para salik (hamba Allah) sebelum mengenal selain-Nya. Bahkan ibadah apapun yang kita kerjakan, tapi kita tidak kenal siapa yang kita sembah, maka ibadah itu tidak akan diterima oleh Allah.

Bagaimana kita mengenal-Nya? (Mengenal Allah).
As-Sayyid Ja'far Shodiq (Sunan Kudus) mengajarkan tahap untuk mengenal Allah.Yaitu:
(1) Carilah seorang GURU (Mursyid) yang memiliki sanad (rantai ilmu yang bersambung terus menerus sampai Rasulullah Saw) untuk mengajarkan ilmu Ma'rifatullah. Untuk mengetahui apakah Guru itu bersanad atau tidak. Seorang murid dibolehkan bertanya tentang sanadnya, sebelum ia berguru.

(2) Carilah GURU yang bisa membaca Al-Qur'an, faham isinya, mengerti rahasia kandungannya, dan banyak hafal ayat-ayatnya. Karena GURU yang banyak HAFAL QUR'AN, maka dia lebih banyak berdialog dengan ALLAH, dan selalu terbimbing oleh ALLAH, karena ia selalu mengulang-ulang al-qur'an yang dibacanya. Biasanya GURU yang Hafal Qur'an, dia akan selalu hati-hati dalam mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya.

(3) Carilah GURU yang mengerti dan banyak Hafal Hadits-Hadits Rasulullah, Mengerti Syariat Islam, Fiqih, Ushul Fiqih dan ilmu-ilmu Tasawwuf Islam secara sempurna. Karena GURU seperti ini biasanya akan mengajarkan Ma'rifatullah yang benar.

(4) Carilah GURU yang IKHLAS dalam membimbing Ma'rifatullah.

(5) Ma'rifatullah itu adalah Proses Pengenalan Diri dengan ALLAH. Bukan teoritik, Tapi PENGAMALAN DAN PENGALAMAN SPIRITUAL. Tugas GURU adalah menunjukkan pintu untuk Mengenal ALLAH.

(6) ALLAH adalah Sumber dari segala sumber. Tak ada kata-kata yang bisa melukiskannya. Karena ALLAH Maha Besar. ALLAH hanya bisa dikenali melalui hati yang bersih, suci dan pasrah. Ma'rifatullah tidak membutuhkan kata-kata. Ma'rifatullah adalah Pengalaman bertemu dengan ALLAH. Melihat CAHAYA-NYA. Menyaksikan KEAGUNGAN-NYA.

(7) Ma'rifatullah adalah Proses Mematikan nafsu rendah dan mi'raj (naik) menuju Nafs Rabbaniyyah (Jiwa Ketuhanan). Sehingga kita merasakan ISLAM (Ketenangan dan Kepasrahan yang sejati).

(8) Hakikat ISLAM adalah MENGENALI ALLAH MELALUI ALLAH, TUNDUK PASRAH DALAM KEHENDAK ALLAH, menafikan diri rendahnya dan BAQO' DALAM BAQO'NYA ALLAH. Sehingga yang ada HANYA ALLAH saja. Laa Ilaaha Illallah.